Senin, 04 Januari 2010

MAHAVIHARA MOJOPAHIT

Jl. Candi Brahu no. 1, Desa bejijong, Trowulan,
Mojokerto, Jawa Timur.
Telpon : 0321-495533

Awal pemilihan tempat dari Mahavihara Mojopahit adalah ketika Bhante Viriyanadi bermeditasi di Siti Inggil (tempat yang dipercaya sebagai tempat petilasan Raden Wijaya), beliau diberi petunjuk untuk berjalan ke arah selatan, beliau pun menurutinya dan akhirnya menemukan sebuah lahan kosong yang di dalamnya tertanam pohon kedondong. Tanah tersebut adalah milik Ny Janda Madres dan diperkirakan merupakan candi Buddha pada zaman Mojopahit, hal ini dapat dibuktikan dari arsip peninggalan zaman Belanda yang masih terseimpan di Museum Nasional, Jakarta.

“Inikah Tempatnya?” Renung Bhante Viriyanadi sambil duduk bermeditasi.

Setelah itu, waktu pun bergulir, tanah tersebut ditetapkan akan dibangun sebuah vihara di atasnya. Ny. Janda Madres menyambut dengan senang ketika mengetahui tanahnya akan dijadikan sebuah Sanggar Buddha.

Didirikan di lingkungan yang bukan merupakan mayoritas penduduk beragama Buddha, namun semua penduduk di sana dapat bersikap toleransi. Didukung pula dengan Bhante yang juga bersikap menyatu dengan masyarakat. Salah satunya, turut membantu pembangunan sebuah Mushola di dekat vihara seperti menyumbangkan pintu dan lain sebagainya, dengan kata lain Bhante berusaha membangun persahabatan dengan lingkungan sekitar tanpa memandang agama yang dianut oleh mereka. Hubungan baik dengan lingkungan sekitar seperti itulah yang juga menyebabkan Maha Vihara Mojopahit dapat terus berkembang tanpa ada halangan.

Desain arsitektur Maha Vihara Mojopahit mengambil desain kebudayaan Jawa, karena pencerminan ajaran Buddha dapat dilihat dari bentuk dan filosofi bangunan tersebut. Selain itu, agar tetap mengingatkan kepada masyarakat bahwa pada mulanya di tanah Jawa agama Buddha mengalami perkembangan yang pesat.

Mahavihara Mojopahit yang luas menyebabkan vihara ini sering dijadikan tempat penyelenggaraan kegiatan agama Buddha yang berskala Nasional maupun Jawa Timur. Acara berskala nasional yang pernah diadakan di Mahavihara Mojopahit adalah Musyawarah Kerja Nasional dan Sarasehan X Sekber PMVBI pada akhir Desember 2001, Pabbaja Nasional, serta Sarasehan dan Temu Karya Wilayah 2 dan 3 pada tahun 2006. Untuk tingkat Jawa Timur sudah tidak terhitung banyaknya acara yang diselenggarakan di Mahavihara Mojopahit, antara lain Sarasehan dan Temu Karya MBI tahun 2004, Musyawarah daerah Sekber PMVBI Propinsi Jawa Timur tahun 2003, Perayaan Waisak Bersama se-Jawa Timur 2003, serta kegiatan kampus seperti dari Ubaya, Stikom, dan Untag.

Vihara yang juga sebagai Buddhist Education Centre yang terletak di situs bumi kerajaan Mojopahit Trowulan Mojokerto, Jawa Timur.

Didirikan oleh Bante Viriyanadi Mahathera tahun 1989, yang juga menjabat sebagai presidium Sangha Agung Indonesia ( Sagin ).

Saat ini Vihara diketuai oleh Bante Vijananda Thera yang juga sebagai ketua SAGIN wilayah V ( Jatim, Bali, Lombok, Kaltim, Kalteng )

Dengan Rupang Buddha Tidur terbesar di Indonesia.
Mempunyai kapasitas tempat tidur untuk +/- 300 orang, lengkap dengan dapur dan kamar mandi yang memadai.

Tempat ini sering dipergunakan untuk Retret dan latihan meditasi, bukan hanya dari kalangan Buddhist saja, tetapi juga banyak yang dari kalangan pondok pesantren, sekolah tinggi agama Islam, Kristen dan Katolik juga sering menggunakan fasilitas disini.

Mahavihara Mojopahit merupakan salah satu tempat pelatihan Samanera dan Bante yang dimiliki bersama oleh semua anggota Sangha Agung Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar